Perihal rasa yang padanya segala keluh kesah
tertumpah.
Hendak kukabarkan pada malam perihal rindu yang
kian memuncak.
Perihal masa silam, yang dengan ijinnya menjadi
lembaran-lembaran penghias tidur. Menjadi
semacam dongeng wajib yang dibacakan ibu ibu
masa lalu pada anak anaknya hingga bulan pun
lantas tahu dialog mana yang paling rinci. Yang
paling disukai anak anak itu hingga membuatnya
tidur dengan senyum rekah seperti delima yang
ranum warnanya.
Aku tidak peka.
Rinduku ini semacam candu.
Yang lantas memporandakan susunan paling teratur
di dalam benak.
Mencipta semacam fragmen yang ternyata telah
menganga dan hanya dengan sendirilah aku lantas
bisa menutup semua. Menjadi gumpalan bening
yang luruh satusatu dari kedalaman hati.
Yang paling rindu. Yang paling bisu. Yang paling
ngilu.
Jakarta, Juli 2012
Aku jadi ingat th 2010-an saat baca-baca tag puisimu di fb :)
BalasHapushihihi. aku lupa puisi yang mana yang aku tag dulu xD
BalasHapus