Sabtu, Agustus 20, 2011


Meski diam, mata itu masih sering bercerita padaku. Mata yang telah menyimpan bermacam kenangan. Tentang semua tapak yang pernah dilalui, tentang semua waktu yang pernah singgah, dan tentang cinta yang masih membekas di hati sampai saat ini.
Mata yang semakin lama terlihat begitu ringkih. Mata yang mulai tampak menua termakan sepi yang kian menggigilkan. Mata yang menyimpan kerinduan pada sosok yang telah lama menghilang.

Jumat, Agustus 12, 2011


Mama memberikan nama Senja padaku mungkin karena mama ingin aku menjadi setegar matahari. Ceria, tersenyum, dan tidak pernah mengeluh. Mungkin mama juga ingin aku menjadi penerang dan penghangat, seperti apa yang selalu senja lakukan kepada langit. Atau mungkin mama ingin aku menjadi seelok dan seindah senja dengan warnanya yang jingga keemasan? Mungkin juga mama ingin aku disukai banyak orang, seperti banyaknya orang  menyukai senja. Namun di balik itu semua, aku yakin mama tak pernah ingin jika aku berumur pendek seperti umur senja yang hanya sebentar. Ah... senja, di balik alasan kenapa mama memberikan nama Senja padaku, entah kenapa aku mulai menyukai nama itu. Terlebih saat aku mulai sering melihat wujudnya yang nyata beberapa tahun yang lalu, mengendap diam-diam di matamu.