Sepulang
kerja, seorang teman (yang sengaja saya sensor namanya dan semoga dia tidak
marah :P ) tiba-tiba mengajak saya nonton. Alhasil, setelah molor dari waktu
yang telah disepakati karena saya telat, jadilah kita nonton Gravity yang
―menurut teman saya itu―punya treaser keren di Prambors. Dan karena saya jarang
nonton dan sudah mulai jadi robot kuper, akhirnya saya ikut saja.
Dibintangi
oleh Sandra Bullock dan George Clooney yang sama-sama peraih Oscar, Gravity
bercerita tentang Dr. Ryan Stone (Sandra Bullock) dan astronot berpengalaman Matt
Kowalski (George Clooney) yang memiliki misi untuk NASA yaitu memasang
prototipe (semacam software) pada sebuah satelit luar angkasa Amerika. Namun,
saat sedang menjalankan misi tersebut, sebuah satelit milik Rusia meledak dan
membuat pesawat Explorer mereka hancur karena terkena gumpalan-gumpalan satelit
berkecepatan tinggi. Kecelakaan itu tak pelak membuat Dr. Stone terlempar jauh
keluar orbit bumi dengan oksigen yang terbatas. Dan dengan harapan yang nyaris
putus saat itu juga, Matt berhasil menemukannya dalam keadaan oksigen yang
menipis. Tidak mau mengundur lagi agenda
kepulangan yang sempat tertunda itu, mereka memutuskan untuk pergi mencari kru
luar angasa NASA untuk pulang ke bumi, namun nihil. Muncul harapan saat mereka
melihat stasiun luar angkasa Cina yang tidak hancur. Di sinilah drama masa lalu
itu terjadi. Dalam perjalanan menggunakan jet menuju stasiun transmisi Cina,
mereka berdua bercerita perihal masa lalu. Dr. Stone yang mengalami trauma
pasca kehilangan putrinya, memutuskan untuk pergi ke luar angkasa demi mencari keheningan.
Sementara Matt sangat merindukan keluarganya saat berada di luar angkasa.
Percakapan itu tidak berlangsung lama sebab persedian oksigen yang dimiliki Dr.
Stone menurun drastis. Saat mulai mendekati stasiun itu lagi-lagi, kecelakaan
menimpa mereka dan membuat Dr. Stone dan Matt akhirnya terpisah.
Lalu,
apa mereka bisa kembali lagi ke bumi dalam kondisi selamat?
Let's check the trailer
Film
ini akan menjawabnya selama 90 menit. Dengan efek visualisasi, artistik dan tata
musik yang keren, film ini sekilas terlihat seperti nyata dan menyuguhkan
ketegangan-ketegangan yang membuat saya sempat menahan napas dan berdecak kagum.
Saya memuji akting Sandra Bullock di film ini, memuji pengambilan latar
pemandangan di luar angkasa yang sungguh keren (membuat saya seolah-olah berada
di luar angkasa). Dan filosofi di film ini keren, bahwa di dalam hidup kita
harus belajar merelakan. Namun sayangnya, di beberapa adegan saya harus
mengucap ‘so impossible’ karena banyaknya kebetulan-kebetulan yang kurang masuk
akal dan seperti tersetting sedemikian rupa (namanya juga film :P).
Dan
kebetulan-kebetulan yang saya rasakan ternyata dirasakan juga oleh beberapa astronot
NASA yang menilai bahwa beberapa adegan di film Gravity terasa janggal dan gak
masuk akal. Dan inilah beberapa kejanggalan yang saya kutip dari Tempo.Co :
1. Serangan
Puing-puing Satelit Tidak Mungkin Menabrak Stasiun Luar Angkasa
Di Gravity, dikisahkan Dr. Ryan Stone dan Matt Kowalski tengah
menjalani misinya saat ditabrak puing-puing satelit Rusia yang meledak. Namun
faktanya, menurut astronot NASA Michael A. Interbartolo III, hal itu tak
mungkin terjadi. Astronot yang memiliki pengalaman menjalani misi luar angkasa
selama 11 tahun ini menjelaskan secara ilmiah bahwa pesawat luar angkasa tak
mungkin ditabrak puing-puing lalu meluncur ke arah yang sama.”
“Saat aku melihatnya, pesawat itu ada pada level sayap (Z), sayap
kanan ke dalam vektor kecepatan orbital (arah perjalanan X). Nose di Y,"
katanya. "Lagipula kenapa jet kontrol reaksi Forward and Aft tidak
menembak untuk meredam jalannya puing-puing? Padahal kalau kulihat pesawat
mereka masih utuh saat hal itu terjadi."
2.
Bertemu Lagi Setelah Terpisah Tak Semudah di Film
Dalam film tersebut Matt diceritakan berhasil menemukan Ryan
hingga kemudian mereka mencari cara untuk menyelamatkan diri bersama. Namun,
faktanya, hal itu tak mungkin terjadi di luar angkasa. Jika sudah terpisah,
sangat kecil kemungkinannya dua astronot bertemu kembali, apalagi dalam waktu
yang singkat.
"Sandra bisa bertemu kembali dengan Geroge setelah
melayang-layang di luar angkasa tanpa kendaraan apapun. Itu tak mungkin
terjadi," ungkapnya. "Kecuali kalau orbit mereka secara ajaib bertemu
di waktu yang sama dan mereka kebetulan di dekat stasiun luar angkasa."
3.
Peralatan Matt Kowalski Sudah Kuno
Matt Kowalski diceritakan bisa terbang ke mana pun dengan jet yang
membantunya bergerak dengan leluasa. Ahli NASA, Tony Rice, mengungkapkan jet
bernama MMU itu memang ada, tapi sudah tak digunakan sejak 1984.
"Kau bisa melihat MMU saat ini digantung di Air and Space
Museum dan Kennedy Space Center Visitor Complex," ujar Tony. "MMU
hanya bisa membuat astronot sedikit bergerak di sekitar pesawat, bukan
menjelajahi luar angkasa seperti yang dikisahkan dalam film itu. Selain itu,
jelas sekali hal itu tak mungkin dilakukan sekarang (karena sudah kuno)."
4.
Kemampuan Karakter Sandra Bullock Dinilai Tak Masuk Akal
Menurut para ahli, tak mungkin seseorang yang belum terlatih bisa
menerbangkan Soyuz milik Rusia, apalagi Shenzhou milik China. Selain itu, di
film, Dr. Ryan Stone diceritakan selalu gagal saat latihan. "Secara
mengejutkan ia bisa menjalankan dua pesawat luar angkasa dengan baik padahal
dia hanya menerima latihan ringan Soyuz dan tak pernah berlatih dengan
Shenzhou," tulis Jeffrey Kluger dari majalah Time.
Tapi meskipun kemampuan sandra Bullock tak masuk akal, saya
memberikan apresiasi atas aktingnya di film ini :D
5.
Hubble, ISS, dan Stasiun Luar Angkasa Cina Tak Berdekatan.
Di film, Dr. Ryan Stone hanya butuh pergi dari satu stasiun ke
stasiun lainnya untuk bisa selamat dan kembali ke Bumi. Kenyataannya,
stasiun-stasiun tersebut sebenarnya terletak sangat berjauhan.
"Hubble dan stasiun luar angkasa ISS berada di orbit yang
berbeda," ujar Dennis Overbye. "Melakukan perjalanan dari satu tempat
ke tempat lain membutuhkan banyak energi yang bahkan pesawat luar angkasa
dengan bahan bakar utuh tak akan bisa mencapainya.
Dan menanggapi kritikan-kritikan tersebut, si sutradara Alfonso
Cuaron menjawab dengan santai. Menurutnya, Gravity bukanlah film dokumenter dan
murni fiksi. "Ini memang bukan film dokumenter. Ini hanya sepotong film
fiksi," Cuaron menegaskan. :P
Untuk film scifi dengan latar luar angkasa, film ini keren sih
meski endingnya lagi-lagi
membuat saya menelan kekecewaan. Endingnya tertebak, tapi sama sekali tidak
memberikan kejutan yang membuat penonton merasa film ini memorable. Fuh.
Film yang kabarnya menelan dana sekitar US$ 80 itu diputar pertama kali di festival Venice dan mendapat banyak
pujian dari berbagai kalangan. James Cameron, sutradara terbaik dunia bahkan
mengatakan Gravity merupakan film luar angkasa terbaik yang pernah dibuat. Film
ini mendapat nilai 8.3 di IMDb, 97 di Metacritic dan 98% respon positif di
Rotten Tomatoes. Dan dijadwalkan tayang di
Indonesia pada tanggal 4 oktober 2013 (IMDb). Masih fresh from the oven bagi kalian yang belum nonton dan wajib nonton
bagi kalian yang ngaku suka film dengan latar luar angkasa. Tapi
sekeren-kerennya film ini, saya masih
menempatkan Armageddon sebagai film
dengan latar luar angkasa yang menurut saya paling keren. :P
Pict from scifinow.co.uk |
Gravity, Don't Let Go
Directed by Alfonso
Cuarón
Produced by David
Heyman
Starring Sandra
Bullock and George Clooney
Studio Esperanto
Filmoj and Heyday Films
Distributed by Warner
Bross Pictures
Released in October 2013 (Indonesia)
Jakarta, Oktober 2013
Sumber :
emeijing
BalasHapus