Sudah nyaris pagi dan saya belum bisa tidur.

Saya merasa inilah titik kejenuhan saya. Kejenuhan pada segala yang ada di sekitar saya. Teman-teman saya, pekerjaan saya, bahkan hobi menulis saya yang sangat saya sukai. Apa yang membuat saya seperti itu? Saya tidak tahu.

Ini bukan masalah yang besar tapi sempat membuat saya skeptis luar biasa. Tentunya saya tidak berhak menghakimi segala hal yang berjalan di sekitar saya karena itu berarti saya juga menyalahkan Sang Pemberi Hidup ini.

Saya memang tipe orang yang susah bergaul. Tidak bisa langsung bisa menerima seseorang begitu saja, cepat akrab atau nyaman dengan seseorang dari awal pertama interaksi. Jika disuruh memilih, saya lebih memilih menghabiskan waktu seharian di depan laptop, atau di tempat yang saya sukai, toko buku misalnya, daripada harus berinteraksi dengan orang lain. Saya tidak suka keramaian. Saya lebih suka mengurung diri di kamar daripada berkumpul bersama keluarga. Gejala ini muncul sejak kecil, di mana saya lebih senang mengurung diri di kamar dengan boneka-boneka dan kain-kain perca dibanding harus bermain petak umpet dengan teman-teman saya. Sewaktu kecil, saya takut menjadi dewasa. Takut jika saya kehilangan boneka-boneka dan dunia masa kecil saya. Tapi waktu tidak bisa dihindari, bukan? Semakin hari, pastilah saya akan menjadi dewasa. Dan kata guru serta orang tua saya, beranjak dewasa berarti harus siap berinteraksi dengan lingkungan sosial. Karena kelak saya pun akan memiliki keluarga, akan terjun di tengah masyarakat, memiliki tetangga. Awal mulanya saya tidak terlalu ambil pusing dengan hal itu, tapi belakangan ini saya merasakannya. Saya merasa tersiksa setiap kali saya harus berhadapan dengan hal itu, dengan zona yang jauh di luar kehendak saya.

gambar pinjam di sini

Entah apa yang terjadi dengan kehidupan saya belakangan ini. Yang jelas, saya menggigil. Saya kesepian. Saya skeptis. Saya takut. Dan pikiran itu terus merancu di kepala saya. Tapi saya percaya bahwa Tuhan selalu punya rahasia dan pelajaran berharga lewat hal-hal yang luput saya sadari. Banyak hal yang ‘mengganggu’ pikiran saya beberapa hari ini, tapi banyak juga hal yang melapangkan hati saya. Sebab karenanya, saya jadi belajar memahami orang-orang di sekitar saya juga kehidupan di sekitar saya yang ternyata diciptakan tidak semua harus sesuai dengan kehendak saya. Betapa Tuhan itu sungguh keren ya. =)


Jakarta, July 2013