Rabu, November 23, 2011

Parni Oleh : Amerul Rizki dan Eros Rosita   Semula, mereka adalah makhluk mengerikan bermata sipit yang ujungnya naik ke atas. Berdahi lebar dan terjal oleh kerutan. Terkadang bersuara petir, bahkan saat tengah malam buta. Kenapa? Paling-paling karena gadis itu tiba-tiba terbangun, lalu membuka pintu ajaib kemana saja yang akan membawanya pergi dari kandang pengap bacin itu.Tapi kali ini, mereka berubah wujud menjadi makhluk sejuk. Meski redup, tapi tak tampak adanya makhluk mengerikan yang pernah tinggal dalam mata mereka. Sebabnya...

Sabtu, Agustus 20, 2011

Meski diam, mata itu masih sering bercerita padaku. Mata yang telah menyimpan bermacam kenangan. Tentang semua tapak yang pernah dilalui, tentang semua waktu yang pernah singgah, dan tentang cinta yang masih membekas di hati sampai saat ini.Mata yang semakin lama terlihat begitu ringkih. Mata yang mulai tampak menua termakan sepi yang kian menggigilkan. Mata yang menyimpan kerinduan pada sosok yang telah lama menghilang....

Jumat, Agustus 12, 2011

Mama memberikan nama Senja padaku mungkin karena mama ingin aku menjadi setegar matahari. Ceria, tersenyum, dan tidak pernah mengeluh. Mungkin mama juga ingin aku menjadi penerang dan penghangat, seperti apa yang selalu senja lakukan kepada langit. Atau mungkin mama ingin aku menjadi seelok dan seindah senja dengan warnanya yang jingga keemasan? Mungkin juga mama ingin aku disukai banyak orang, seperti banyaknya orang  menyukai senja. Namun di balik itu semua, aku yakin mama tak pernah ingin jika aku...

Selasa, Juli 19, 2011

Pagi berkabut dengan sisa ampo yang belum mengering bercampur aroma bunga kopi yang menguar memenuhi setiap sudut kamar kecil saya, saya mulai membuka laptop untuk menulis seperti biasa dan melihat lagu itu masih ada di dalam folder laptop saya. Lagu yang entah sejak kapan tidak pernah lagi terdengar mengalun di sudut kamar saya. Bukan karena saya mulai bosan dengan lagu yang pernah kamu nyanyikan untuk saya di penghujung telepon, melainkan saya enggan memutarnya kembali. Saya enggan membuka lembaran kenangan yang diam-diam saya simpan di dalam...

Rabu, Juli 13, 2011

Itu adalah hujan pertama yang jatuh sejak terakhir kali aku melihat tatapan matanya menelanjangi rel basah yang meninggalkan sisa hujan. Beberapa bulan yang lalu saat aku dan dia terjebak di sebuah peron dengan butir butir yang menggantung di penghujung rambut hitam bergelombang miliknya, lantas melumer memenuhi wajah juga syal biru yang melilit di lehernya. Aku masih ingat, dia tak banyak bicara waktu itu. Wajahnya lurus terpaku pada sebuah ponsel berawarna putih, hanya...

Senin, Juli 04, 2011

“Saya ingin brownies,” katamu. “Saya ingin es krim rasa keju,” saya menimpali, membuatmu menoleh ke arah saya. Diam sesaat kamu tatap mata saya lalu dengan rona yang sama kamu buang tatapan itu, berusaha menyembunyikan warna merah yang tersembul ke permukaan wajahmu dan akan selalu seperti itu jika kebetulan tatapan kita bertemu.  “Memangnya ada es krim rasa keju? Aneh-aneh saja kamu ini.” Saya tertawa, saya tatap mata kamu yang berkilat-kilat malu. Entah, saya selalu...

Minggu, Juli 03, 2011

Entah hari apa. Kalender bulan Juli belum genap sepekan saat diam-diam saya memperhatikan arakan-arakan awan putih itu berputar-putar di langit merah saga yang cerah, tanpa hujan. Jika sebelumnya saya selalu merasakan dingin yang luar biasa merayap di tubuh saya, hari ini hati saya menghangat. Saya tersenyum. Tidak ada perasaan lain yang dapat menggambarkan isi hati saya selain melengkungkan ujung-ujung bibir saya selepas membuka pesan singkat yang baru saja kau kirimkan kepada saya. Dan akan selalu seperti itu ketika saya selesai membaca...

Jumat, Juli 01, 2011

Saya ingin menuliskannya lagi, sekali lagi, seperti dulu ketika saya mulai sering menuliskan namamu dalam catatan-catatan kecil buku harian yang selalu saya sembunyikan diam-diam di bawah tempat tidur saya.  Pagi ini tidak ada embun seperti biasa, pagi ini tidak ada hangat matahari yang selalu menyapa saya lewat celah kecil dalam jendela kamar saya, pun kicauan burung serta sirine kereta yang selalu mengingatkan saya jika fajar mulai menyingsing, lalu perlahan membangunkan saya dengan lembut seolah enggan membuat saya terkejut. Ya, benar....

Kamis, Juni 30, 2011

Sewaktu Sekolah Dasar, sekitar 9 tahun yang lalu, saya dan teman saya biasa menyebutnya boi-boian. Boi-boian adalah permainan beregu yang biasanya dimainkan oleh anak laki-laki. Mungkin karena itulah dinamakan boi-boian, mengingat arti boy dalam Bahasa Inggris adalah anak laki-laki dan kata beregu bermakna lebih dari satu atau jamak sehingga terdapat pengulangan kata pada kata boy, menjadi boi-boian yang berarti banyak anak laki-laki. Hehehe, sebuah pengamatan dan kesimpulan yang aneh dan asal, bukan? Boi-boian, tanpa melihat darimana asal-usul...

Selasa, Juni 28, 2011

Kemarin saya pulang terlambat, dan tiba-tiba melihat sebuah buku berwarna merah di rak meja belajar saya. Buku dari seorang sahabat yang saya kenal di dunia maya. Sebelum dia mengirim buku itu kepada saya, dia memberitahu saya jika dia sangat terkesan dengan cerpen-cerpen Franz Kafka. Dia merekomendasikan salah satu cerpen Kafka kepada saya. Karena saya penasaran, akhirnya saya browsing dan menemukan beberapa cerpen Kafka di internet. Yang semakin membuat saya penasaran...

Senin, Juni 27, 2011

Engkau yang pertama kali membuatku menyukainya. Senja itu, kereta itu, stasiun itu, aroma teh tawar itu, kenangan itu…Sirine itu tetap berbunyi sama, seperti itu dari detik-detik masa lalu hingga sekarang. Senja emas tanpa gerimis. Di sebuah stasiun kecil di kota tua itu, kita pernah singgah di sana. Merasakan bayangan kereta yang menyapa malu-malu seperti senyum yang senantiasa kukulum, sendu. Bulatan berwarna orange tua berpendar sempurna pada ufuk berwarna jingga,...
Hari ini saya kembali lagi di kamar gelap saya, seorang diri. Merenung dan berbicara dengan hati saya, kemudian berusaha mengeluarkannya dalam bentuk dialog-dialog kecil yang saya eja dalam layar netbook saya. Susah, sesak dan tidak biasa sebab saya termasuk orang yang tidak begitu paham dengan perasaan saya sendiri. Saya termasuk orang yang tidak bisa mengungkapkan perasaan saya secara konkret kepada orang lain, pun kepada diri saya sendiri.  Belakangan ini saya merasa...

Minggu, Juni 26, 2011

Saat mendengar lagu Sheila On 7, saya seperti menyusun kembali kenangan-kenangan masa lalu saya, kenangan yang belum sempat saya tulis bahkan nyaris hilang karena ingatan saya yang terbatas. Kenangan yang berkesan, memalukan bahkan sempat membuat saya terharu jika mengingat-ingat....

Sabtu, Juni 25, 2011

Ini bulan April. Kau tidak sedang menunggu kereta seperti yang selalu kau katakan padaku, k...
Aku selalu menantikanmu di bulan November, saat langit berwarna separuh emas dengan hiasan gerimis tipis berwarna putih, seperti salju. Minggu ketiga di bulan November yang lembab, kau akan selalu duduk di bangku kayu itu. Mengamati setiap daun yang gugur mengenai rambutmu yang coklat. Sedangkan aku hanya bisa menatapmu lewat kotak kacamata minusku yang terbatas, merasakan dimensimu terbingkai sempurna di dalamnya, hanya ada kau dan semua tentangmu tanpa seorang pun yang lain. Kau dengan duniamu yang sepi. Kau dengan segala sesuatu yang tidak...

Rabu, Juni 22, 2011

Apa yang sedang kamu tunggu? Maka aku ingin menunggunya ju...

Senin, Juni 20, 2011

Satu-satunya hal yang saya ingat adalah penghabisan senja dimana dedaunan kuning itu sudah meranggas, meninggalkan dahan-dahan pohon mapple yang kurus dan berangsur-angsur telanjang. Masih sama seperti detik-detik sebelumnya, udara beberapa hari ini mulai mendingin dan senja beranjak karam di balik kokoh bangunan menjulang seperti menembus langit. Saya mematung di bawah salah sau pohon yang tampak gelisah karena satu-satunya daun yang menemaninya sepanjang malam barusaja jatuh di rambut saya. Saya memungut daun itu dan meletakkannya sebagai...

Minggu, Juni 12, 2011

!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page...
Saya menyebutnya cahaya. Sebuah cahaya yang tiba-tiba datang entah dari arah mana. Cahaya yang begitu hangat, jauh lebih hangat dari senja-senja yang biasa saya intip diam-diam dari balik jendela. Cahaya yang akhirnya menyeret saya dari kegelapan yang selama ini membuat saya gelisah. Kegelapan yang dingin, kegelapan yang pekat.Saya belum pernah merasa seringan  ini, setenang ini, sebebas ini. Seperti merasakan lagi kerinduan yang hilang. Seperti menemukan kembali kepingan-kepingan kerinduan yang sempat tercecer dari dalam hati saya....

Jumat, Juni 03, 2011

Untuk kesempatan ini saya tidak ingin menulis apa yang biasa saya tulis (baca : tulisan gak jelas di catatan-catatan sebelumnya). Sebagai gantinya, saya ingin mencoba mengungkapkan sedikit uneg-uneg dan pendapat saya yang berkaitan tentang pernikahan. Hmmm. (Warning!! Tulisan ini gak jelas juga) Akhir-akhir ini saya dapat banyak undangan pernikahan dari teman-teman saya (curcol).  Akhir-akhir ini saya tidak sengaja melihat berita seputar hubungan rumah tangga, mulai...

Kamis, Mei 26, 2011

Aku mencintainya seperti ketika aku menengadahkan tanganku untuk menangkap butir air hujan yang jatuh satu-satu menerpa wajahku. Memeluknya lekat sebelum matahari merampas kebersamaanku dan membawanya pergi menjadi sejumput asa yang berwarna pelangi. Mencintainya seperti kembali menemukan mata air yang membasahi ranting-ranting daun membentuk sebuah embun yang ranum. Seperti kembali menemukan kesejukan di antara gurun pasir yang retak, yang kering, yang sepi, yang kosong....
Tidak usah mempedulikan badai dan angin yang suatu saat akan membalikkan kapal kecil yang telah menopang tubuh kita. Tugas kita hanya mendayung, berlayar. Beginilah seharusnya. Kita hanya perlu membiarkan dayung itu menggerakkan perahu dengan sendirinya. Mengikuti kemana arus mengalir hingga membawanya pada sebuah dermaga. Kau percaya? Kelak kita akan berhenti di sana. Sekedar mencicipi segarnya air kelapa muda, juga membelai butiran-butiran pasir dengan telanjang kaki kita....