Untuk kedua kalinya, saya bertemu lagi dengan orang Jepang itu. Wanita separuh baya yang berambut lurus sebahu. Raut mukanya tenang, cara bicaranya halus dan ia kelihatan sabar sekali.
Saat bertemu pertama kalinya, saya mengaguminya. Saat itu ia mengenakan rok setengah betis yang seingat saya memiliki renda-renda. Memakai baju berlengan warna putih dan sebuah topi lebar warna serupa.
Lalu malam tadi, saya kembali dipertemukan dengannya. Ia bersama suaminya yang mengenakan kacamata. Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, kali ini ia mengenakan kaus santai warna hitam dan celana tujuh perdelapan warna coklat. Ia berbicara kepada saya dengan logat Jepang yang kental. Menyipitkan matanya saat tersenyum. Dan untuk kedua kalinya, saya mengaguminya.
Pertemuan dengan wanita Jepang itu jadi mengingatkan saya pada lagu amayadori. Dan lagu itu selalu mengingatkan saya pada Sayuri.
Sayuri adalah tokoh rekaan saya yang telah menemani saya selama kurang lebih empat bulan. Tokoh yang masih setia bersemayam di dalam otak saya. Sayuri yang sosoknya menyerupai wanita Jepang yang saya temui barusan.
Saya memang kerap menciptakan tokoh dari hasil refleksi manusia yang tidak sengaja saya lihat atau temui. Dan itu membuat saya semakin mudah membayangkan tokoh rekaan saya tersebut. Berbicara masalah Sayuri, saya ingin sekali menuliskannya lebih intens. Berharap waktu dan kesempatan untuk menuliskan tentang Sayuri berpihak pada saya :)
Jakarta, Agustus 2012
Jangan dipenjarakan terus dong :)
BalasHapus